Pengembangan Bisnis
Pengembangan Bisnis
Dalam rangka upaya untuk menerapkan Multiusaha Kehutanan, maka dari itu PT Alamindo Bumi Hijau merencanakan untuk menjalankan pengembangan bisnis dengan bekerjasama dengan Mitra Kerja, diantaranya sebagai berikut:
EKOWISATA
Dengan keindahan alam Papua khususnya di kawasan konsesi Alamindo seperti keindahan pantai, air terjun, danau air tawar dan juga memiliki berbagai satwa langka seperti mambruk (Goura), cendrawasih (Paradisaea apoda), kanguru pohon (Dendrolagus) inustus), dan macaca (Macaca fascicularis) yang sangat menawan jika dilihat secara langsung dibandingkan gambar, Alamindo memiliki tantangan untuk dapat menciptakan pengalaman unik dalam bisnis ekowisata yang menarik bagi wisatawan. Melalui bisnis ekowisata, perusahaan dan wisatawan juga dapat berkontribusi pada pelestarian alam Papua, mempromosikan keanekaragaman hayati yang luar biasa, dan melalui bisnis ini dapat sejalan dengan tanggung jawab sosial perusahaan Alamindo untuk masyarakat adat/Masyarakat Hukum Adat (MHA) untuk mengambil bagian dalam kegiatan usaha Alamindo.
AGROFORESTRI
Alamindo berkomitmen untuk pembangunan Papua dengan berjalan serentak melalui pemanfaatan kawasan secara optimal. Dengan agroforestri terpadu, yang memberdayakan MHA untuk bersama-sama menanam tanaman kebutuhan pokok di sekitar kawasan hutan antara lain sagu (Metroxylon sagu), ubi jalar (Ipomoea batatas), porang (Amorphophallus muelleri Bl), tanaman sayuran, serta menanam pohon seperti gaharu (Aquilaria malaccensis), pala (Myristica fragrans), dan sengon (Albizia chinensis) yang memiliki potensi sangat besar untuk ditanam di areal konsesi Alamindo yang kosong dapat dijadikan sebagai alternatif mata pencaharian bagi MHA di Papua sebagai bentuk upaya pemenuhan kebutuhan kehidupan MHA.
PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)
Kawasan Alamindo memiliki potensi yang sangat besar untuk pemanfaatan HHBK sehingga Alamindo dapat mengaktifkan MHA di sekitar hutan untuk memanfaatkan hasil hutan tersebut, antara lain pemanfaatan buah-buahan (misalnya matoa/Pometia pinnata), kulit kayu untuk diolah menjadi minyak lawang (Cinnamomum culilawang), gaharu alam (Aquilaria malaccensis), madu, dan tanaman masoi (Cryptocarya massoia (oken) kosterm) untuk industri makanan, kosmetik, dan obat-obatan. Untuk menavigasi pasar impor dan ekspor domestik HHBK secara efektif, Alamindo telah menjalin kemitraan yang kuat dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan secara aktif terlibat dengan pemerintah daerah. Upaya kolaboratif ini memastikan kelancaran operasi dan membuka peluang berharga untuk pertumbuhan berkelanjutan di sektor HHBK.
MANAJEMEN POPULASI BERBASIS LIAR
Buaya Irian berukuran kecil (Crocodylus novaeguineae) banyak ditemukan di kawasan Alamindo, sehingga untuk mendukung pemerintah dalam melestarikan buaya di alam liar diperlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan pemanfaatan dan pengelolaan buaya yang diterapkan Alamindo adalah RANCHING. RANCHING adalah pengawetan anak buaya yang baru menetas dari alam kemudian dibesarkan di penangkaran untuk tujuan konservasi.